Entri Populer

Selasa, 06 April 2010

Benarkah Orang Indonesia Hanya Berani Ngomong di Belakang?

“ Gosip, omongan di warung kopi adalah omongan ompong. Baru setelah masuk ke koran ia mendapat gigi yang tajam.” (Kompasiana, 4 April 1966).
Benarkah orang Indonesia hanya berani ngomong di belakang atau warung kopi? Jawabannya, tentu tidak sepenuhnya benar. Karena masih banyak masyarakat bangsa ini yang berani menyuarakan suara kebenaran.
Negara kita adalah Negara demokrasi. Setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya. Baik itu melalui tulisan maupun langsung secara lisan. Melaui tulisan bisa dengan cara mengirim ke media cetak, seperti koran, bulletin, majalah dan sebagainya. Langsung secara lisan bisa dengan cara dialog, orasi dan berujuk rasa, serta juga bisa dengan telepon interaktif pada acara-acara tertentu. Baik itu di radio maupun televisi (TV).
Dalam situasi bangsa kita sekarang yang carut-marut dan tak pernah putus dirundung masalah. Masalah demi masalah silih berganti menyambangi negeri muslim terbesar di dunia ini. Belumlah selesai masalah yang satu, telah datang pula masalah yang lain. Masalah-masalah tersebut telah mewarnai media cetak dan eloktronik di tanah air. Masalah-masalah tersebut telah menyedot perhatian public.
Masalah-masalah yang telah menyodot perhatian public tersebut diantaranya adalah, masalah cicak vs buaya, masalah bank Century, makelar khusus (markus), Gayus Tambunan (pajak) dan masih banyak lagi masalah-masalah yang lain. Masyarakat telah lelah dan muak mengikuti permasalahan tersebut di media massa.
Tentu diperlukan suara-suara kebenaran (kebenaran yang sesungguhnya), kritik yang membangun dan jalan pemecahannya (problem solving). Baik dari kalangan mahasiswa, tokoh masyarakat (figure public), maupun suara akar rumput (grass root). Sehingga bangsa kita yang telah sarat dengan beban permasalan ulah oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab itu bisa berangsur-angsur membaik.
Sekarang bukan lagi zaman orde baru (ORBA), sekarang adalah kebebasan untuk menyatakan pendapat. Zaman Orde Baru memang semua bungkam. Media masa tidak berani membuka borok pemerintah. Sehingga pada waktu itu media massa hanya mengangkat kebaikan pemerintah saja. Kampus-kampus bungkam tanpa kata. Dan orang-orang yang masih mempunyai akal sehat terpaksa diam seribu bahasa. Daripada hilang malam tanpa jejak.
Tapi anehnya sekarang, setelah bebas menyatakan pendapat. Malah sebagaian masyarakat hanya berani ngomong di warung-warung kopi, pasar-pasar dan jalanan. Dan omongan mereka hanyalah mengira-ngira dan tidak ada kontribusi untuk perubahan bangsa. Jadi di sini ibarat pepatah “anjing menggonggong kafilah berlalu”. Omongan-omangan masyarakat hanya menjadi sampah. Sedangkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan elite-elite politik yang terlibat masih tetap bebas berbuat dan berlenggang kankung di negeri ini.
Dan malah yang tumbuh lebih subur di media massa tanah air adalah gosip-gosip murahan tentang dunia selebritis. Yang tidak ada kontribusi sedikitpun untuk pemecahan masalah yang dihadapi bangsa ini. Acara-acara gosip semacam itu telah merubah masyarakat menjadi masyarakat yang hanya bisa bergunjing dan ngomong kesana kesini. Gosip semacam itu bisa di cap sebagai pergunjingan publik..
Dalam menyampaikan pendapat harus beradab dan tidak melanggar etika. Karena sering kita jumpai di media massa, banyak anak bangsa dalam menyampaikan pendapat menggunakan cara-cara kekerasan (anarkis). Dan berujung bentrok dengan oknum polisi dan sesama pengunjuk rasa. Tentu yang akan didapat bukan malah penyelesaian maupun solusi. Akan tetapi malah permasalahan baru dan pertumpahan darah sesama anak bangsa.
Semoga kedepan bangsa ini mau belajar dari kesalahan masa lalu. Kesalahan-kesalahan masa lampau jangan samapai terulang lagi. Dan masyarakat harus berani menyampaikan pendapat. Bukan hanya berani berbicara di belakang, karena itu tidak ada gunanya. Dan masyarakat harus selalu mengawasi dan memantau jalannya pemerintahan. Jika terdapat kesalahan masyarakat harus berani dan tidak segan-segan mengkritik dan memberikan solusi yang konkrit. Demi terciptanya Negara Indonesia yang maju dan demokratis. Karena omongan di belakang, hanyalah omongan ompong.

AFRINALDI SUMPUR
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah UIN SUKA
CP: 081227195879

Tidak ada komentar:

Posting Komentar