SUMPUR KUDUS MAKAH DAREK AIANYO JANIAH IKANNYO JINAK KASIAKNYO PUTIAH TAPIANNYO LANDAI
Entri Populer
-
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mandiri Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan Islam Dosen Pengampu: Dra. Hj Afiyah A...
-
Ku Tulis Puisi Ini Untuk Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif “Antara Sumpur Kudus dan Jogja” Lima Puluh Enam Tahun Yang Lalu Kau Tinggalkan Kampung I...
-
"Sumpur Kudus Dilihat Dalam Perspektif Sejarah" By: Afrinaldi Sumpur Kudus adalah salah satu diantara sekian desa di Indonesia, ya...
-
RESUME BUKU TRANSPOLITIKA (Dinamika Politik Dalam Dunia Virtualitas) ` ...
-
26 April 09 “PENGALAMANKU DI RIMBA LISUN” Pada sekitaran tahun 2004, ketika itu saya baru selesai UNAS tingkat SLTP.Tibalah saatnya liburan,...
-
Jakarta - Forum Rektor mengingatkan pemerintah bahwa Indonesia saat ini sudah mulai menuju ke dalam keadaan negara gagal. Indonesia berada d...
-
Tanwir Muhammadiyah March 5, 2009 Kompas/Kamis, 5 Maret 2009 | 05:20 WIB Syafii Ahmad Syafii Maarif Dalam kunjungan ke India beberapa tahun ...
-
Keterangan: Foto 1 : Peserta dari Perguruan Pangian Batang Tampuih Unggan berfoto bersama pada acara Festiv...
-
"Tradisi Lubuk Larangan Di Nagari Sumpur Kudus" Ada sebuah tradisi menarik dari Ranah Minang. Yaitu tradisi "lubuk larangan...
Senin, 17 Agustus 2009
''Dipersimpangan Jalan''
Kemana Akan Kulangkahkan
Kaki Ini
Sedang Jalan Licin
Dan Berduri
Terseok-seok Langkahku
Di Simpang Jalan
Ku Tersungkur
Ku Terkapar
Mengharap Uluran Tangan
Orang Yang Lalu Lalang
Ilir Mudik
Sibuk Sendiri
Ribuan Orang
Telah Lalu-lalang
Ilir Mudik
Namun Kutetap Tersungkur
Disimpang Jalan Pengharapan
Ku Berdo'a Dan Berharap
Hingga Ku Pingsan
Dan Tak Sadarkan Diri
Bulak Sumur, 20 January 2009. 11:38WIB
PENCARIAN JATI DIRI
Telah Kuturuti
Kemauan Hati Ini
Melangkah
Dan terus melangkah
Tertatih-tatih
Tanpa Arah Yang Pasti
Sarat Luka Dan Derita
Diantara Sukma Luka Ternganga
Kukayuh Terus Bidukku
Tanpa Peduli
Disela Ombak Dan Batu Karang
Menaklukkan Luasnya Samudera
Menuju Dermaga Ilmu
Sebagai Bekal Hidup
Untuk Kembali Pulang
Melewati Ombak
Dan Batu Karang Kehidupan
Yogya, 14 January 2009 Pukul 17:55
“Bimbang”
Malam semakin kelam
Sedangkan ombak ganas
Dan penuh batu karang
Cahaya itupun telah padam
Ditiup bayu malam
Sedangkan bidukku baru separuh jalan
Tak tau lagi arah kemudi dan haluan
Kini Ku terkatung-katung ditengah lautan
Dalam kelamnya malam
Diantara ganasnya ombak
Hiu
Dan batu karang
Yang siap menerjang
Haruskah Ku menunggu datangnya pagi
Untuk terus mengayuh bidukku hingga sampai ke tujuan?
Dan ataukah hanya bernharap pasrah,
pada ombak mendamparkan ketepi??!
Yogya, 10 Juni 2009
Pukul 02:18:13WIB
“Mentari Kehidupan 1”
Cahaya hidupku yang dulu pernah padam
Kini bersinar lagi bak rembulan
Menyinari gelapnya malam
Apakah ini terakhir kalinya
Ku melihat rembulan itu,
Sebelum ditutup awan?
Ataukah Ku kan menyatu bersamanya,
Bersembunyi dibalik awan?
Dan ataukah Ku kan hilang bersamanya,
Ditelan Mentari pagi???!
“Mentari Kehidupan 2”
Ketika Mentari kehidupanku mulai meredup
Rasanya Dunia mulai kelihatan kelam
Dan Mentari terasa tinggal sejengkal mau tenggelam
Dan kini…
Mentari itu muncul lagi bersinar di ufuk barat
Dan kembali bersemangat ku kayuh bidukku
Melewati ombak dan batu karang
Apakah Ku kan sampai padanya sebelum Mentari tenggelam?!
Ataukah Aku akan ikut tenggelam, bersama tenggelamnya Mentari di ufuk barat?
Sinar Melati Sleman, 17 Juni 2009
“DUHA”
Ketika….
Cahaya “duha” menjalar ke Bumi
Dirumah-MU ku Sujud
Dan Memuji
Yogya, 19 Jumi 2009
Jumat, 14 Agustus 2009
Minggu, 02 Agustus 2009
Bukan dari tulang ubun ia dicipta
karna berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
tak juga dari tulang kaki
karna nista membuatnya diinjak dan diperbudak
tapi dari tulang rusuk bagian kiri
dekat ke hati untuk disayangi
dekat ke tangan untuk dilindungi
(dikutip dr: Agar Bidadari Cemburu Padamu)
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah
orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."
(QS. Ali Imran:139)
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya,
dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS. An Nur:30)
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya,
dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang
(biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya...." (QS. An Nur:30)
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.
Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah
sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.(Al-A'raf:26)
nadiku mulai berhenti berdenyut
Ku mau KAU ada di sisiku
Bila darahku berhenti mengalir
Ku ingin mndengar kata2 cinta darimu
Agar ku pergi dengan damai
Agar ku pergi tanpa penyesalan
Kalau di Dunia cinta tk sampai, di Surga sampaikan jua.
Jogja 2009
Bimbang……
Kelam….
Hilang arah ku ditengah rimba kehidupan
Cahaya hidupku yang sempat lagi berpijar
Kinipun telah kau renggut kembali dr ku
Dan kau berikan pada orang lain
Kini ku hilang Sasar….
Nanar…
Hilang arah di rimba tak bertuan
Ku merindukan cahaya itu kembali….!!!
Al-Hasanah 13 Juli 2009 23:49WIB
Ku Tulis Puisi Ini Untuk Buya Ahmad Syafi’i Ma’arif
“Antara Sumpur Kudus dan Jogja”
Lima Puluh Enam Tahun Yang Lalu
Kau Tinggalkan Kampung Ini, BUYA
Mengikuti Retak Tanganmu
Ke Yogyakarta
Melewati Berbagai Garis-garis Nasib
Yang Tak Kau Kuasai
Higga Ombak Mendamparkanmu
Ke Tepi
Hari Ini
Aku Datang, di Kota Ini
Disini Jogja, Kota Budaya
Menelusuri Jejak-Jejak Langkahmu
Berharap Ombak Juga Mendamparkanku
Ke Tepi
Yogyakarta, 18 Mai 2009
Langganan:
Postingan (Atom)